19 Januari 2011

Nelayan Palabuhanratu Akhirnya Terima Bantuan Perahu 30 GT

SUKABUMI, (PRLM).- Nelayan Palabuhanratu akhirnya berubah pikiran mau menerima bantuan enam unit perahu 30 GT (gross ton) dari pemerintah pusat, tahun ini. Sementara tahun kemarin, mereka menolak bantuan perahu tersebut karena dinilai tidak sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Pasalnya, kebutuhan nelayan Palabuhanratu saat itu ingin dibantu perahu rumpon.
“Tapi setelahnya dipertimbangkan kembali secara matang, ternyata bantuan perahu 30 GT memang dibutuhkan di Palabuhanratu ini. Kalau tahun kemarin, memang keinginannya dibantu perahu rumpon. Tapi setelah kemarin banyak nelayan yang mengeluh terkena dampak lingkungan pembangunan PLTU, sehingga mereka kini berubah pikiran mau menerima bantuan perahu 30 GT tersebut,” kata salah seorang nelayan Palabuhanratu, Ujang Komara Wahyu ketika ditemui di Dermaga II Palabuhanratu, Selasa (18/1).
Menurut dia, tujuan pemerintah pusat membantu enam unit perahu 30 GT sejenis kapal longline di Palabuhanratu, supaya nelayan Palabuhanratu memperluas daerah penangkapan ikannya hingga ke laut dalam di lintang 8. Sebab imbas dampak lingkungan dari pembangunan PLTU tersebut, daerah penangkapan ikan di laut dangkal kini sudah tak bisa diharapkan lagi. Ditambah lagi jika Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) jadi dibangun tahun ini, wilayah tangkapan nelayan di laut dangkal akan semakin sempit lagi.
“Contohnya, nelayan perahu dogol. Mereka biasanya mencari udang di laut dangkal di sekitar perairan Muara Cimandiri. Dikarenakan di lokasi itu dibangun dermaga PLTU, otomatis mereka tidak bisa lagi mencari udang di tempat itu. Oleh karena itu, solusinya nelayan Palabuhanratu termasuk perahu dogol, akan diarahkan oleh pemerintah untuk mencari ikan di laut dalam menggunakan perahu 30 GT bantuan pemerintah,” kata Ujang.
Hanya saja, kata dia, supaya pengoperasian bantuan enam unit perahu 30 GT itu berjalan efektif dan menguntungkan, pemerintah terlebih dahulu harus memberikan pendidikan dan latihan (diklat) tentang penggunaan alat tangkapnya. Sebab, nelayan Palabuhanratu masih banyak yang awam cara menggunakan alat tangkap perahu 30 GT. Alat tangkap yang biasa digunakan, yakni alat pancing tuna dan cucut serta jaring pursin.
“Pengoperasian perahu 30 GT itu bisa di laut dalam dan sedang dengan kedalaman 200 sampai 400 meter. Nah, nelayan kita harus terampil menggunakan alat tangkap ganda. Kalau jaring pursin bisa menangkap ikan di permukaan, seperti ikan salayang dan cakalang. Sedangkan alat pancing, khusus untuk menangkap tuna dan cucut,” katanya.
Ujang menambahkan, selain memberikan diklat cara penggunaan alat tangkap, pemerintah juga perlu memberikan diklat tentang cara pengoperasian sekaligus perawatan mesin perahu 30 GT. Sebab, pengoperasian dan perawatan mesin perahu tersebut berbeda dengan perahu lainnya, seperti halnya perahu rumpon. “Kalau bantuan perahu 30 GT dibarengi dengan diklat tersebut, saya yakin bantuan perahu 30 GT itu akan efektif dan bermanfaat bagi peningkatan penghasilan nelayan kita,” tuturnya. (A-67/das)***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar