8 Februari 2011

Ahmadiyah Sukabumi Tahajud Bersama

Radar Sukabumi --Warga Ahmadiyah di Sukabumi mengadakan salat tahajud dan doa bersama, terkait bentrokan di Cikeusik, Pandeglang, Banten, Senin (7/2) malam. Doa bersama ini berlangsung di areal Masjid Bilal milik jamaah Ahmadiyah di jalan Sriwidari RT 6/RW 1 Kelurahan Selabatu, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi. Meski kondusif, beberapa polisi berjaga-jaga untuk memastikan suasana lokasi tersebut aman.
Ketua Dewan Kemakmuran Masjid Bilal, Lili Sadili mengaku tak pernah diajarkan kekerasan. Makanya Ahmadiyah tak akan melakukan tindakan anarkis atau balas dendam. "Untuk pengamanan, kami selalu 'ditengok' dari pihak kepolisan dan koramil," aku Sadili.
Dirinya mendesak Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Sukabumi agar berdialog untuk memberikan alasan bahwa ajaran Ahmadiyah yang dianutnya itu adalah sesat. "Kami harap MUI bisa mengundang kami untuk berdialog. Kami siap menjelaskan dimana letak kesesatan kami," harapnya.
Dia berharap masalah itu harus diselesaikan dengan musyawarah bukan dengan kekerasan. "Karena islam tidak mengajarkan kekerasan," katanya seraya meminta agar masalah itu tak perlu diperbesar.
Ditempat terpisah Ketua MUI Kota Sukabumi, Dedi Ismatullah menghimbau pada warga Kota Sukabumi agar tak terpengaruh dengan insiden di Cikeusik, Pandeglang,Banten tersebut. "Saya harap warga Sukabumi tak melakukan tindakan anarkis," himbaunya.
Menyinggung soal permintan jamaah Ahmadiyah untuk berdialog dengan pihak MUI, Dedi bakal membahasnya dulu dengan pengurus MUI lain. Namun, Dedi menganggap dialog dengan Ahmadiyah ini bakal berakhir sia-sia. "Ini adalah menyangkut keyakinan, jadi tidak bisa diselesaikan dengan dialog. Terpenting warga kota Sukabumi tidak terpancing dengan kejadian di yang menimpa warga Ahmadiyah di Pandeglang," katanya. (ryl)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar