8 Februari 2011

BMKG Palabuhanratu Jadi Pusat Penelitian

SUKABUMI, (PRLM).- Kantor Obsevatori Geofisika, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Palabuhanratu, Kab. Sukabumi, akan menjadi pusat penelitian dan pengamatan cuaca, iklim serta gempa yang memiliki peralatan terlengkap se-Indonesia. Bahkan kelengkapan peralatannya akan menjadi projek percontohan bagi kantor-kantor BMKG lainnya secara nasional.
“Ke depannya, kantor BMKG di Palabuhanratu ini akan menjadi pusat penelitian sekaligus pilot projek kantor BMKG yang memiliki peralatan terlengkap se- Indonesia. Hal itu sudah dicanangkan oleh BMKG pusat di Jakarta. Namun kapan waktunya, kami belum tahu. Yang pasti, pengadaan berbagai peralatannya sudah dikirim secara bertahap mulai tahun kemarin,” kata Pengamat kantor Obsevatori Geofisika BMKG Palabuhanratu, Kab. Sukabumi, Nana Suryanata, ketika ditemui di kantornya di Palabuhanratu, Senin (7/2).
Menurut dia, sebelumnya fungsi kantor Obsevatori Geofisika BMKG Palabuhanratu, baru sebatas meneliti di bidang geofisika yakni pengamatan tentang gempa dan tsunami. Seiring dengan rencana menjadikan kantor BMKG Palabuhanratu sebagai pusat penelitian dengan peralatan terlengkap, tahun ini fungsinya ditambah lagi dengan melakukan pengamatan di bidang meteorologi dan klimatologi. “Untuk menunjang pengamatan meteorologi, sebagian peralatannya sudah dikirim secara bertahap mulai tahun kemarin,” ujar Nana.
Sejumlah peralatan meteorologi yang sudah dikirim, kata dia, antara lain hallmen otomatis, alat panci penguapan dan unit eurologi. Hallmen otomatis berfungsi untuk mendeteksi tingkat curah hujan secara otomatis yang terjadi setiap hari. Alat tersebut bisa mendeteksi curah hujan dalam radius empat km dari posisi alat tersebut. Selain itu, panci penguapan berfungsi untuk mendeteksi air yang menguap yang hasilnya bisa dijadikan acuan untuk memperkirakan terjadinya hujan. Sedangkan unit eurologi berfungsi untuk mengukur tekanan udara sejauh 3 km ke atas.
“Untuk melengkapi peralatan meteorologi itu, masih ada lima alat lagi yang belum dikirim. Kelima alat itu, antara lain alat pengukur temperatur, anemometer (alat pengukur kecepatan dan arah angin) barometer (alat pengukur tekanan udara), sangkar meteo dan barograph. Setelah kelima alat tadi dikirim, berarti semua peralatan meteorologi sudah memenuhi delapan unsur,” ujarnya.
Lebih jauh Nana menjelaskan, pengamatan meteorologi tersebut, sangat dibutuhkan untuk keperluan penerbangan pesawat dan pelayaran kapal laut. Sebab aktivitas penerbangan, membutuhkan informasi tentang tekanan udara, arah dan kecepatan angin, curah hujan dan kondisi awan.
”Kalau untuk keperluan pelayaran kapal laut, ada pengamatan khusus yakni meteo maritim. Kegiatannya mengamati tinggi dan besarnya gelombang laut serta arah dan kecepatan angin. Semua informasi cuacanya, bersumber dari BMKG yang diakses oleh pihak bandara dan kantor Syahbandar,” tuturnya. (A-67/A-26).***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar