15 Februari 2011

DAK Disdik Kacau Balau, Oknum "Pentolan" Parpol Jadi Biang Kerok

Radar Sukabumi - Penyaluran dana alokasi khusus (DAK) buku di lingkungan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sukabumi tahun 2010 kacau balau. Itu ketika sampai saat ini, penyaluran buku ke SD penerima program itu tak kunjung direalisasikan.
Padahal, pencairan dana DAK yang jumlahnya tembus Rp13 miliar itu sudah dilakukan melalui Pemkab Sukabumi per Desember 2010. Desas-desus yang diterima Radar dari sejumlah sumber terpercaya menyebutkan, mandegnya penyaluran buku itu diduga dilatarbelakangi mekanisme tender DAK yang sarat permainan. Sejumlah pengusaha mitra disdik bahkan mengaku kecewa manakala jalannya proyek dengan budget besar itu, dimainkan oleh seorang oknum pentolan partai politik (parpol) berhaluan Islam.
"Ini sangat tidak fair. Kami menjadi korban manakala jalannya mekanisme proyek kalah oleh kepentingan sekelompok petinggi parpol," ujar seorang pengusaha rekanan disdik yang mewanti namanya tak disebutkan.
Kepada Radar ia mengatakan, dampak dari permasalahan itu tak lebih terjadi tarik ulur realisasi penyaluran DAK di lapangan. Ia mengaku sempat mengingatkan perusahaan penerbit agar tidak main-main dengan program tersebut. "Sudah saya bicarakan agar hati-hati, tapi ya tetap saja jalan terus. Mereka berkilah (pendistribusian) sedang diproses di kantor pos. Tapi faktanya, sampai sekarang buku- buku itu belum sepenuhnya sampai di lapangan," akunya.
Persoalan ini baginya cukup fatal. Sebab, dalam proyek pemerintah, bila anggaran suatu pengerjaan sudah dicairkan, maka wujud pekerjaan yang ditenderkan harus sudah terealisasi. Ia menduga, sebagian anggaran dari program itu disedot untuk kepentingan politik tertentu. "Makanya, DAK tahun kemarin sangat tidak masuk akan (pengerjaannya)," papar pria bertubuh jangkung itu.
Sementara, sejumlah kepala sekolah yang dihubungi Radar mengaku belum menerima kabar pendistribusian buku baik dari perusahaan penyalur maupun dinas. "Belum, sampai detik ini saya juga tidak tahu kapan masuknya," terang Suhendar, seorang kepala sekolah di wilayah Pejampangan dihubungi kemarin.
Hal senada diakui Febrianti, tenaga pengajar di salah satu SD di Parungkuda. Ia mengaku, sekolahnya memang bakal menerima DAK. Hanya saja, ditanya soal penyaluran buku, ia hanya geleng-geleng kepala. "Kalau memang dana (proyek) nya sudah cair, kenapa tidak cepat disalurkan. Saya ini guru, butuh buku untuk dijadikan acuan mengajar," bebernya keheranan.
Sayangnya, sampai kemarin Kepala Disdik Kabupaten Sukabumi, Zaenal Mutaqien masih sulit dihubungi. Ponselnya masih tidak aktif. (veg)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar