16 Februari 2011

Gurdacil di Kec. Cikakak Tanyakan Tunjangan

SUKABUMI, (PRLM).- Sejumlah guru di daerah terpencil atau biasa disebut gurdacil di Kec. Cikakak, mempertanyakan kepada pemerintah pusat alasan tidak mendapatkan uang tunjangan gurdacil dari APBN tahun lalu. Padahal, tahun-tahun sebelumnya yakni sejak 2007 hingga 2009, mereka sempat memperolehnya. Sementara untuk tahun ini, belum ada pengalokasian dari pemerintah pusat.
“Kami juga tidak tahu kenapa, tahun kemarin kok tidak ada lagi uang tunjangan gurdacil. Padahal, tunjangan tersebut sangat berarti bagi kelancaran tugas kami, biaya hidup keluarga, termasuk membantu membiayai kuliah S-1 saya,” kata Asep Subroto (43) salah seorang gurdacil di SDN Cihanggasa I ketika ditemui di Cikakak, Selasa (15/2).
Menurut Asep, jumlah gurdacil di Kec. Cikakak yang tidak mendapatkan tunjangan gurdacil tahun kemarin relatif banyak. Meskipun jumlahnya belum diketahui, namun mereka ada di tiga sekolah, yakni SDN Cihanggasa I, SDN Cirendang I dan SDN Palasari. “Di sekolah saya saja, ada lima guru termasuk saya sendiri. Dari lima guru itu, masing-masing tiga guru PNS dan dua orang guru honor sukwan (sukarelawan),” katanya.
Kalau tahun-tahun sebelumnya, kata dia, semua sekolah di daerah terpencil sebanyak enam sekolah, para gurdacilnya semuanya kebagian tunjangan yang per bulannya Rp 1,35 juta. Pemberian tunjangan gurdacil itu sudah berlangsung sejak 2007 sampai 2009. Namun tahun 2010, gurdacil yang kebagian tunjangan hanya di tiga sekolah, yakni SDN Cihanggasa II, SDN Cirendang II dan SDN Linggarjati. Sedangkan SDN Cihanggasa I, Cirendang I dan Palasari, tidak kebagian.
“Pertanyaannya, kok kenapa pemberian uang tunjangan gurdacil tahun kemarin tidak semuanya. Padahal, para gurdacil di tiga sekolah yang tidak kebagian, jelas sangat membutuhkannya. Lokasinya sama-sama di tengah hutan dan di pelosok perkampungan. Jarak tempuhnya pun sangat jauh yang harus melalui medan jalan yang sangat berat,” ujar Asep.
Ia mengatakan, walaupun belum menanyakan masalah itu langsung kepada Dinas Pendidikan (Disdik) Kab. Sukabumi, namun berdasarkan informasi dari guru-guru lainnya bahwa tiga sekolah yang tidak kebagian uang gurdacil itu karena sudah dicoret oleh pemerintah pusat. Namun sayangnya, alasan pencoretannya sampai sekarang tidak diketahui secara jelas, “Ini yang kita pertanyakan,” katanya.
Asep menuturkan, akibat tahun kemarin tidak mendapatkan tunjangan sehingga kini relatif banyak gurdacil yang mengeluh. Apalagi tuntutan biaya hidup keluarga, ongkos transport, termasuk biaya meneruskan pendidikan ke jenjang S-1, dinilai cukup berat.
“Sewaktu ada tunjangan gurdacil, kami sangat terbantu sehingga memacu semangat bertugas. Tapi tahun kemarin, jadi lesu. Justru dengan adanya tunjangan itu, guru-guru yang mengajar di daerah terpencil cenderung betah dan bersemangat. Sebaliknya, sebelum ada tunjangan dari pemerintah, banyak guru yang tidak betah sehingga minta dimutasikan lagi daerah perkotaan. Nah kondisi ini bisa terjadi lagi, kalau tunjangan gurdacil ini dihilangkan, terutama di tiga sekolah yang tidak kebagian,” ujar Asep (A-67/A-26).***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar