3 Juni 2011

Waduh, dokter asik liburan ratusan pasien terlantar

Sukabumi : Ratusan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Sekarwangi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat terlantar akibat dokter RS tersebut curi bersama.
Informasi yang diperoleh dari Wakil Bupati Sukabumi, Ahmad Jajuli usai melakukan sidak di RS, Jumat mengatakan, dari hasil sidak yang dilakukan ke RSUD Sekarwangi, ternyata hanya ada dua dokter saja yang jaga selebihnya berlibur. Selain dokter penanggungjawab rumah sakit dan direktur utama pun tidak ada di tempat. “Ini sangat ironis, karena bukannya memberikan pelayanan kepada ratusan pasien yang menyebabkan mereka menjadi terlantar,” tegas Jajuli.

Jajuli menuturkan, selain menelantarkan pasien dokter yang ada pun hanya dua dan harus menangani unit gawat darurat dan ratusan pasien sehingga kerja dokter menjadi tidak maksimal, selain itu dari pantauan pihaknya banyak pasien UGD yang tidak tertangani karena minimnya jumlah dokter dan perawat.
“Cuti bersama itu adalah hak, bukan berarti pelayanan publik diabaikan. Seharusnya ada pembagian jadual sebelumnya dan jangan sampai seperti ini banyak pasien yang terlantar dan tidak mendapat pelayanan medis secara maksimal, bahkan keperluan obat pun minim,” tuturnya.
Dengan kondisi seperti ini pihaknya akan memanggil seluruh penanggung jawab rumah sakit tersebut mulai dari direktur utama sampai staff.”Kedepannya kami tidak ingin terjadi seperti ini, bukan berarti cuti bersama pelayanan publik ikut libur,” katanya.
Sementara itu, orang tua pasien, Bani (39) warga Kampung Cikoneng, Desa Ubrug, Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, mengungkapkan, anaknya Riska (5) yang sakit paru-paru tidak mendapat pelayanan medis dari dokter selama dua hari.
“Anak saya sudah dirawat tiga hari ini di sini tetapi hanya satu kali mendapat pelayanan medis dari dokter dan itu pun pada hari pertama saja,” ungkapnya.
Senada dengannya, orang tua pasien lainnya, Miftah (33) yang memiliki anak baru berusia 36 hari warga Desa Bojonggenteng, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi mengeluh dengan pelayanan dari dokter selama cuti bersama ini.
Penyebabnya, kondisi anaknya yang kritis karena penyakit sesak nafas tidak tertangani bahkan kondisinya saat ini memprihatinkan. Menurutnya, untuk ganti infusan juga harus menunggu beberapa saat karena perawatnya minim.
“Istri saya hanya bisa menangis melihat kondisi anak saya ini. Saya tidak bisa berbuat apa-apa dengan pelayanan seperti ini mungkin dokternya lagi liburan,” keluhnya.
Di tempat yang sama, seorang perawat yang tidak ingin disebutkan namanya, di hari cuti bersama ini dokter hanya dua orang itu pun satu bertugas di UGD dan satu lagi harus berkeliling ruang, biasanya di hari biasa satu dokter bertanggung jawab di satu ruang.
“Jujur saja kami cukup kerepotan karena perawat yang berstatus PNS pun banyak yang libur,” terangnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar