26 November 2011

Trafficking Sukabumi Peringkat Kedua Di Jawa Barat

CISAAT-Peringkat Kabupaten Sukabumi dalam kasus trafficking atau perdagangan manusia untuk tingkat Jawa Barat tahun ini, naik. Awalnya di posisi ketiga kini naik di peringkat kedua setelah Kabupaten Indramayu. Tidak hanya trafficking, kasus KDRT dan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, kasusnya akhir-akhirnya ini juga cukup memprihatinkan. Rata-rata korban kasus trafficking, KDRT dan pelecehan seksual anak di bawah umur, itu menimpa kalangan ekonomi menengah yang hampir merata di setiap kecamatan di kabupaten terluas se Jawa Bali ini. 

Demikian disampaikan Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi, Elis Nurbaeti usai Sosialisasi Perundang-undangan dan Peraturan Daerah Tentang Trafficking, KDRT dan Pornografi di Gedung Islamic Center Kecamatan Cisaat, kemarin. Elis mengatakan, dari tahun 2010 hingga April 2011, sedikitnya 27 kasus trafficking telah menimpa warga Kabupaten Sukabumi, angka itu merupakan akumulasi dari kasus yang terdata oleh pihaknya, namun disinyalir kasus-kasus serupa masih terjadi di lapangan tapi tidak terdata. Naiknya kasus trafficking di Kabupaten Sukabumi juga telah menempatkan posisi Provinsi Jawa Barat menduduki peringkat pertama se-Nasional dalam kasus trafficking. 
Menurut Elis, selama dua tahun terakhir, sebanyak 132 korban trafficking berhasil diselamatkan dan korban sudah pulangkan ke Tanah Air. “Bisa jadi salah satu sebab yang menjadikan Jawa Barat di urutan pertama se-Nasional itu salah satunya banyak terjadi di Kabupaten Sukabumi. Sehingga, kondisi ini sangat memperihatinkan dan butuh penanganan semua pihak untuk menekan banyaknya trafficking,” jelas mantan Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi asal Fraksi PPP ini. Sedangkan dari 27 kasus tersebut lanjut Elis, sekitar 40 persen kasus warga Kabupaten Sukabumi dijual ke Negeri Jiran Malaysia, lalu selebihnya tersebar ke berbagai Negara di Timur Tengah serta kota-kota lain di Indonesia. Adapun faktor terjadinya kasus trafficking, di antaranya, korban tergiur dengan iming-iming gaji besar dan pekerjaan ringan. 
Di samping itu, bekerja di luar daerah atau di luar negeri, di benak warga Kabupaten Sukabumi, merupakan pilihan favorit agar cepat mendapatkan penghasilan yang mumpuni. ”Faktornya banyak, tapi kebanyakan masalah terlilit kemiskinan, begitu ada yang menawarkan iming-iming gaji tinggi, maka mereka langsung tertarik tanpa berpikir panjang terhadap resiko yang akan dialami,” ungkapnya. 
Guna menekan banyaknya kasus trafficking, pihaknya akan lebih menjalin kerja sama dengan pihak kepolisian, Dinas Kesehatan, Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (KBPP) dan instansi terkait lainnya. “Selain memperkuat kerja sama, kami juga akan gencar sosialisasi ke semua kalangan termasuk pelajar,” pungkasnya.(wan) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar