11 Januari 2011

Longsor Susulan di Pasirkolotok

SUKABUMI, (PRLM).- Longsor susulan kembali terjadi di lereng perbukitan di Kampung Pasirkolotok, Ds. Cikadu, Kec. Palabuhanratu, Minggu (9/1) malam sekira pukul 22.00 WIB. Longsor kali ketiga tersebut, terjadi akibat tanggul saluran irigasi (somang) Citarik jebol akibat airnya meluap.
FOTO : ADANG JUKARDI/"PRLM"
Luapan airnya menggerus permukaan tanah lereng hingga menimbulkan longsor bercampur lumpur yang menimbun ruas jalan jalur Palabuhanratu-Sukabumi di wilayah desa tersebut. Ruas jalan provinsi yang tertimbun tanah longsoran bercampur lumpur, sepanjang 40 meter dengan lebar enam meter. Bahkan tumpukan tanah longsorannya menggunung setinggi kira-kira 1,5 meter.
Namun, beruntung tidak ada korban jiwa ataupun luka-luka yang dialami warga setempat akibat dampak bencana tersebut. Hanya saja, longsor telah menyebabkan arus lalu lintas di ruas jalan itu sempat terputus satu jam lamanya, mulai pukul 22.00 WIB hingga 23.00 WIB.
Jalan itu baru bisa dilalui sepeda motor, setelahnya warga setempat bergotong royong membersihkan sebagian lumpur tanah yang menimbun jalan. Namun, untuk kendaraan roda empat, terpaksa tidak bisa melanjutkan perjalanannya karena lumpurnya cukup tebal kira-kira setinggi 30 cm. Baru Senin (10/1) pagi pukul 8.30 WIB, semua kendaraan bisa melewati jalan tersebut setelah setengah badan jalan dibersihkan dengan alat berat.
“Sekitar jam sebelas malam kemarin, jalan di sini sempat macet total karena longsornya menutupi semua badan jalan. Tapi setelahnya warga membersihkan sebagian longsoran tanah dan lumpur, baru sepeda motor bisa lewat. Tapi kalau mobil terutama bus angkutan, terpaksa balik lagi, tidak bisa meneruskan perjalanannya. Longsor ini telah menyebabkan kemacetan mulai jam sebelas malam kemarin, sampai jam setengah sembilan tadi pagi, Senin (10/1). Setelahnya alat berat whelloader datang ke lokasi sekitar jam setengah sembilan, baru arus lalu lintasnya lancar lagi,” kata H. Adud (50) warga setempat ketika ditemui di lokasi, Senin (10/1).
Menurut dia, longsor susulan itu terjadi akibat air irigasinya meluap hingga mengakibatkan tanggulnya jebol. Saluran irigasi itu meluap pengaruh hujan besar yang terjadi semalaman, dari mulai Minggu (9/1) malam pukul 20.00 WIB hingga Senin (10/1) subuh pukul 4.00 WIB. Akibat luapan air tersebut, tanggul irigasi yang jebol semakin memanjang. Dari asalnya hanya 10 meter, kini jadi 30 meter.
Sementara posisi saluran irigasi itu berada di lereng perbukitan, di atas jalur jalan setinggi 50 meter. Penyebab lainnya, saluran irigasinya tersumbat bebatuan dan pasir di daerah penambangan batu bolder. Kondisi itu menyebabkan buangan air hujan dari pegunungan dan saluran irigasi, semuanya tumpah ke lokasi longsor.
“Akibat tanggulnya jebol, air irigasinya tumpah ke bawah lalu menggerus permukaan tanah di lereng perbukitan sampai akhirnya menimbun jalan raya. Tumpukan tanah longsorannya sampai menggunung. Longsor susulan ini yang ketigakalinya. Kejadian yang pertama dan kedua terjadi sekitar sebulan lalu,” kata H. Adud.
Dampak longsor susulan itu, kata dia, enam rumah warga, antara lain rumah Koyim, Minar, Iming, Yusuf, Muftadin dan Amar yang berada di dekat saluran irigasi, terancam longsor susulan. Sementara dua rumah warga di pinggir jalan yakni milik Saeh (50) dan H. Daday (35), kondisinya rusak berat akibat diterjang longsor yang pertama. “Sampai sekarang, dua rumah itu dikosongkan dan ditinggalkan penghuninya mengungsi ke rumah keluarganya,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Jaja (50) warga lainnya menambahkan, longsor susulan itu terjadi akibat keterlambatan pemerintah dalam penanganan pascalongor sebelumnya. Sebelumnya, pemerintah hanya memasang 10 buah drum yang disambung menyerupai pipa. Pipa drum itu disimpan di saluran irigasi. Selain untuk menghalangi tanggul yang jebol, juga untuk mengalirkan air supaya tidak tumpah ke lokasi longsor.
“Seharusnya, setelah dipasang pipa drum langsung dipasang bronjong dan dinding lerengnya ditembok secara permanen untuk penahan longsor. Warga inginnya seperti itu, tapi tidak ditanggapi,” katanya. (A-67/A-26).***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar