14 Januari 2011

Rizky, Pengusaha Muda dari Gunungpuyuh

(Radar Sukabumi) Produksi Variasi Kerajinan Kayu Jati, Beromzet Jutaan.
Diawali dengan niat agar hidup lebih baik dan mandiri, Rizky (19) pengrajin olahan kayu jati dari Kecamatan Gunungpuyuh Kota Sukabumi ini mampu membuktikan dirinya untuk menjadi seorang pengusaha muda. Tanpa mengenal menyerah, usahanya dijalankan dengan senang hati dan tanpa keluh kesah. Dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, barang kerajinan hasil karyanya telah mampu menyedot ratusan konsumen dan meraup jutaan rupiah.
Laporan: JAKA SUSILA, Sukabumi


Pada pertengahan April 2010, setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA), Rizky pun mulai mencoba untuk menekuni pembuatan kerajinan dengan bahan baku kayu jati. Dibantu oleh kedua orang tuanya, dirinya kemudian membuka usaha dengan berjualan berbagai barang hasil produksinya. Dengan modal awal Rp15 juta yang diperoleh dengan meminjam dari orang tuanya, Rizky terus menjalankan bisnisnya. Setelah 2 bulan berjalan, usaha yang dirintis Rizky tersebut pun mulai meningkat, hampir tiap hari ada orang yang memesan langsung kerajinan kayu jati ke tempat tinggalnya, hingga akhirnya dia pun merasa perlu untuk membuka kios untuk memudahkan pemasaran. Dengan modal awalnya, dia sisihkan untuk mengontrak kios yang tepatnya terletak di pinggir Jalan Raya KH Sanusi No. 04 Gunungpuyuh Kota Sukabumi. “Saya mengontrak di tempat ini seharga Rp5 juta setahun, ini untuk mempermudah distribusi pemasaran,” tuturnya. Ketertarikannya Rizky dalam menekuni kerajinan kayu jati sehubungan kerajinan tersebut sangat jarang sekali di Kota Sukabumi ini. “Banyak sich kalo dari bahan kayu lain mah, kalo jati khan langka. Apalagi kerajinan saya ini dari bahan kayu jati yang tahan rayap. Bahkan pernah ada orang yang mo nitip barang jadi dari kayu mahoni, sempet saya tolak. Saya pengen mempertahankan ke-khas-an biar pun mahal harganya” promosinya. Selain itu, libidonya untuk bisnis cukup tinggi sehingga dia mengurungkan niatnya untuk berkuliah. “Tuk saat ini pengen bisnis dulu, ke depannya pengen banget sich kualiah, insya Allah dah!” Ujarnya kepada Radar Sukabumi sambil tertawa. Untuk bahan baku kerajinan kayunya, Rizky mendatangkan kayu jati dari Malang, Jawa Tengah. “Di Sukabumi hampir nggak ada sich untuk kayu jati yang tua, pada umumnya masih pada muda hingga mudah keropos dan cepat dimakan rayap. Saya khawatir nama baik usaha saya ini jadi jelek apabila nantinya mengecewakan konsumen,” komentarnya. Konsumen yang membeli kerajinan kayu jati ke kios Rizky sangat puas, karena bahan bakunya sesuai yang mereka inginkan. “Ini baru kayu jati asli Mas, soalnya kelihatan dari urat-uratnya. Ini khan untuk oleh-oleh ke keluarga kami di Jakarta. Pokoknya saya membawa oleh-oleh kerajinan khas Sukabumi,” tutur salah seorang bapak yang bernama Redi kepada Radar Sukabumi, kemarin. Harga barang hasil produksi Rizky sangat bervariasi sesuai ukuran dan bentuknya, berkisar mulai dari Rp35 ribu – Rp750 ribu. Adapun untuk konsumen yang telah membeli barang hasil produksinya diantaranya dari Jakarta, Kalimantan bahkan dari Malaysia dan Korea. “Untuk konsumen kebanyakan pesanan sich, terutama Kalimantan. Sempet pada tahun 2010 kemarin, ada yang beli barang saya, yaitu orang Korea dan Malaysia,” tuturnya. Tiap bulannya ada sekitar 30-40 orang yang datang ke kios Rizky. Penghasilan dalam tiap bulannya diperkirakan rata-rata Rp5-6 juta. “Terimakasih pada Allah bahwa saya bisa hidup mandiri. Sekarang untuk sekedar jajan mah udah nggak minta sama mamah,” pungkasnya dengan rendah hati kepada Radar Sukabumi, ketika ditemui di kiosnya kemarin. (*)

Short URL: http://beta.radarsukabumi.com/?p=1611

1 komentar:

  1. kayu jati yang notabene merupakan pangsa eksport selalu memberikan kesan positif, namun sayang illegal loging sering sekali memusnahkan kreasi kreasi tersebut.

    Salam dari kota magetan, ingin memberikan sebingkis berita tentang pariwisatanya.

    BalasHapus