13 Januari 2011

RSUD Palabuhanratu Minta Ganti Alat Rontgen Baru

SUKABUMI, (PRLM).- Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Palabuhanratu mendesak kepada Pemkab Sukabumi supaya mengganti alat rontgen yang lama dengan yang baru. Sebab alat rontgen yang lama kondisinya sering rusak. Termasuk sekarang ini, sudah satu setengah bulan yang lalu alat rontgen satu-satunya di RSUD Palabuhanratu itu, tidak berfungsi karena kondisinya sedang rusak.
“Dikarenakan alat rontgen-nya rusak, sehingga pelayanan khususnya kepada para pasien di rumah sakit ini jadi terganggu. Oleh karena itu, kami memohon kepada pemda supaya mengganti alat rontgen yang lama dengan yang baru,” kata Direktur RSUD Palabuhanratu, dr. H. Asep Rustandi ketika ditemui di ruang kerjanya, Rabu (12/1).
Ia menjelaskan, tingkat kebutuhan alat rontgen di RSUD Palabuhanratu dinilai sangat penting, bahkan menjadi kebutuhan vital. Sebab dengan alat rontgen bisa membantu memastikan jenis penyakit yang diderita para pasien. Bahkan salah satu indikator pentingnya kebutuhan alat rontgen tersebut, terlihat dari tingkat pemakaiannya yang relatif tinggi. Tingkat pemakaian alat rontgen di RSUD Palabuhanratu, setiap bulannya mencapai rata-rata 400-500 orang.
“Ketika alat rontgen satu-satunya di rumah sakit ini rusak, otomatis pelayanan kepada para pasiennya jadi terganggu. Bahkan di Palabuhanratu ini, yang ada fasilitas alat rontgen hanya di rumah sakit dan di tempat praktik saya sendiri. Tapi alat rontgen di tempat praktik saya, kapasitasnya kecil hanya 40 MA (Mili Amphere), tidak seperti di rumah sakit yang mencapai 500 MA,” kata dr. Asep.
Kerusakan alat rontgen di rumah sakit, lanjut dia, selain karena pemakaiannnya sering diporsir, juga pengaruh usianya yang dinilai sudah terlampau tua yang kini sudah mencapai sekitar 15 tahun. Dengan begitu, sudah saatnya alat rontgen di rumah sakit harus diganti dengan yang baru.
Oleh karena itu, pihaknya memohon bantuan pemda untuk menyediakan alat rontgen baru supaya pelayanan kepada para pasien bisa berjalan optimal. “Memang sampai sekarang, kita belum melaporkan hal ini kepada pemda. Dengan alasan, kita akan berusaha mencari bantuan dulu kepada pihak lain. Seandainya usaha kita masih mentok juga, baru kita akan melayangkan surat kepada pemda, ” ujarnya.
Hanya saja, ia merasa pesimis pemda bisa membantu menyediakan alat rontgen yang baru karena harganya sangat mahal. Harga satu unit alat rontgen dengan kapasitas 500 MA, minimal bisa mencapai Rp 1,2 miliar. Terlebih, pemda kini sedang mengalami defisit anggaran yang cukup tinggi.
“Oleh karena itu, saat ini kita sedang berusaha dulu mencari bantuan anggaran kepada pusat dan provinsi untuk pengadaan alat rontgen tersebut. Sebab kalau mengandalkan dari APBD kita, sepertinya tidak bakalan mampu, apalagi sedang defisit anggaran. Walau begitu, kita tetap akan meminta bantuan pemda karena rumah sakit ini kan milik pemda,” kata dr. Asep. (A-67/das)***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar