24 Februari 2011

Rumah Naga Parungkuda Diprotes Warga

Radar Sukabumi -Sebuah rumah berornamen patung Naga dan Garuda raksasa di RT 17/04 Kampung/Desa Kompa Kecamatan Parungkuda, diprotes warga. Alasannya warga menilai oranamen patung dan garuda serta desain rumah bernuansa oriental tersebut bukan hanya digunakan untuk tempat tinggal, tapi juga untuk praktik ibadah lainnya. Bentuk protes warga dilakukan dengan mendatangi rumah tersebut, Selasa (22/2) lalu dan mendesak agar rumah tersebut dibongkar.
Sebenarnya, rumah milik Andi Rohendi (40) yang dibangun sekitar dua bulan lalu itu masih dalam tahap pembangunan. Ketika pembuatan pagar bangunan, pemilik berinisiatif memberikan nilai seni berupa patung Naga dan Elang bertengger di atas pagar. Selain itu ada semacam bangunan mirip altar. Andi membangun rumah tersebut untuk istrinya, digunakan sebagai tempat tinggal saja.
Warga sekitar hanya khawatir rumah megah tersebut digunakan di luar peruntukannya sebagai tempat tinggal. Dugaan yang mencuat digunakan sebagai tempat pemujaan. Salah seorang warga, Dedeh (34) mengatakan, kalau membangun sebuah rumah dengan bentuk yang aneh dan unik mungkin tidak akan dipermasalahan warga sekitar. Namun sebuah patung dan desain yang mencolok seperti sebuah bangunan peribadatan itu yang dipersoalkan.
"Kampung ini kental dengan nuansa muslimnya, tradisioanal, dan masyarakat yang peka terhadap perkembangan zaman. Masyarakat hanya khawatir hal itu terjadi. Seharusnya jika ingin membangun sebuah rumah tidak mencolok. Kami pun sadar hak seseorang yang punya harta lebih untuk membangun rumah megah dan mewah, tapi jangan sampai di luar etika," katanya.
Warga tetap menyarankan patung dan segala bentuk ornamen yang dianggap janggal dibongkar. Patung yang kabarnya menghabiskan dana Rp17 juta tersebut harus sudah tidak terpasang dalam jangka hari yang sudah ditentukan. "Atas persoalan ini, jika pemilik rumah menuruti apa yang dinginkan warga maka semuanya akan baik-baik saja, silahkan lanjutkan pembangunan dan bersosialisasilah dengan warga sekitar," timpal, Eden warga lainya.
Kepala Desa Kompa, Epi Huaepi mengatakan, kesepakatan mengenai persoalan patung dan ornamen rumah sudah dilakukan, hasilnya pemilik rumah berjanji akan membongkar patung dan merombak bangunan dalam jangka tiga hari, ke depan. Dengan kesepakatan tersebut warga sudah memaklumi dan tidak ada lagi perdebatan. Epi mengharapkan kepada tokoh warga dan warga supaya menjaga kondusifitas kampungnya.
"Warga di himbau supaya tidak terbawa arus atau terprovokasi, kalau pun ada persoalan baiknya diselesaikan secara musyawarah. Pemilik rumah merupakan warga saya yang punya hak dan kebebasan namun punya batasan," jelasnya.(dri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar