25 Februari 2011

Selamat Jalan Anis Djatisunda...

Radar Sukabumi -- Budayawan Jawa Barat, Anis Djatisunda tutup usia di Rumah Sakit Secapa Polri Kota Sukabumi, kemarin. Anis wafat pukul 12.00 WIB setelah mendapatkan perawatan selama satu pekan karena memiliki penyakit jantung yang dideritanya. Kendati demikian, atas meninggalnya pria kelahiran Sangir, Talaut, Sulawesi Utara 07 Mei 1939 dengan nama Johanis Tarius Bin Darius Damar itu bukan hanya kalangan keluarga yang merasa terpukul dan kehilangan. Sejumlah seniman dan Pejabat Kota Sukabumi juga terlihat terpukul saat menghadiri. Terlihat saat menyalatkan jenazah di rumah duka Gang Kaum IV No 88 RT 01/02 Kel Gunungparang, Kec Cikole dan dipemakaman Taman Rohmat Kecamatan Citamiang Wakil Walikota Sukabumi, Mulyono didampingi Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Sukabumi, Plt Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Sukabumi, Ayep Supriatna, bahkan murid terdekatnya Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Sukabumi Kota, Briptu Rusli Bahtiar dan Usep Sutendi turut mengikuti proses hingga pemakaman.
"Bapak meninggal dipelukan Cucu pertama dari putra kedua, Ginda Perdina (19) saat meminta dibangunkan untuk berdiri. Dan ia mengaku dingin sebelum meninggal. Kami sama sekali tidak menyangka, karena pukul 11.00 WIB Bapak masih segar bugar bakan bisa berjalan," tutur istri Almarhum Anis Djatisunda, Yuyun Yunasah seraya melinangkan air mata yang tak bisa dibendungnya.
Dijelaskan Yuyun, suaminya itu meninggal secara mendadak setelah berangsur pulih. Bahkan berencana akan membawa suaminya itu ke rumahnya hari ini, karena perkembangan kesehatannya semakin membaik. "Bapak sudah bisa berjalan, bahkan sudah bisa maka nasi dan kupat," katanya seraya kematian suaminya itu di luar dugaan. Anis meninggalkan tiga anak yakni, Wanda Sunda Hudaya (48), Isma Sunda Maya (45) dan Wilang Sunda Kalangan (37). "Bapak juga meninggalkan lima cucu, Candra, Dana, Gina, Gita, Ardian," tambah Yuyu.
Senada dikatakan Ruli Bahtiar, ia selalu melihat perkembangan kesehatan gurunya kebudayaannya itu saat di rumah sakit. Bahkan juga mendapatkan kabar kondisinya sudah membaik. "Makanya saya tidak menyangka, padahal Bapak sedang menggali isi buku yang dipinjam dari saya, tentang kebudayaan Sunda," katanya.
Begitupun Usep, Anis penulis Misteri Lebakcawene (mencari kesejahteraan masyarakat Pancerpangawinan dan penemu kesenian uyeg (teater rakyat) itu juga meninggalkan hasil karyanya Sundanologi yang masih ditulis murni pada HVS. Selain terakhir menjabat sebagai Kasi Kebudayaan Depdikbud Kota Sukabumi
tahun 1999. "Sundanologi itu menceritakan awal berdirinya kerajaan Sunda sampai akhir Wastukancana. Buku itu masih ada di rumah saya," akunya. Selain itu, Usep menyebutkan, Anis juga sempat menjadi pemain film Bende Pajajaran dan teater di sebuah tv Nasional. "Memang Abah (Anis Djatisuda) banyak karyanya, buku bahan menjadi seni peran, makanya saya sangat kehilangan beliau," katanya. Sementara itu, Mulyono mengatakan, turut berduka cita. Ia berharap, keluarga yang ditinggalkan agar diberi kekuatan. Selain itu, orang nomor dua di Kota Sukabumi itu juga mengaku sulit mencarikan pengganti Anis Dajatisunda. "Pemilik mimpi yang besar memang susah, tapi mudah-mudahan ada generasi penerusnya," harapnya.
Ia juga menyebutkan salah satu mimpi Anis Djatisunda itu di antaranya, berkeinginan pemerintahan dan nama-nama jalan itu dengan menggunakan tulisan dan bahasa Sunda. "Alhamduillah mimpinya itu sudah bisa dikabulkan," tutupnya.(ryl)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar