22 April 2011

Mahasiswa PMII Turunkan Bendera

Saat Unjuk Rasa di Halaman Gedung Setda 
Sukabumi - Peringatan Hari Kartini di Kabupaten Sukabumi diwarnai unjuk rasa puluhan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Mereka menggelar orasi di halaman Gedung Setda Kabupaten Sukabumi, Kamis (21/4) kemarin. Saat demo akan berakhir, beberapa pengunjuk rasa nekat menurunkan bendera merah putih.
Tindakan mahasiswa itu spontan mengundang reaksi keras dari aparat Pemda Kabupaten Sukabumi. Sejumlah petugas pengamanan berusaha menghadang mahasiswa yang sedang menurunkan bendera merah putih. Akibatnya sempat terjadi ketegangan antara petugas dengan para mahasiswa.

“Kami sangat menyayangkan aksi mahasiswa yang berusaha menurunkan bendera merah putih. Jika ingin menyampaikan aspirasi, seharusnya jangan sampai begitu Tindakan itu sama saja dengan tidak menghargai bendera kebanggaan kita,” ungkap Kepala Kantor Kesbangpol dan Linmas Kabupaten Sukabumi, Risbandi disela-sela memantau aksi para mahasiswa.
Para mahasiswa berdalih aksi penurunan bendera merah putih sebagai bentuk kekecewaan terhadap sejumlah pejabat Pemkab Sukabumi. Mahasiswa kesal karena aspirasinya tidak bisa disampaikan langsung kepada pejabat terkait termasuk Bupati Sukabumi. Hal itu membuktikan para pejabat tidak peka terhadap persoalan yang terjadi di masyarakat.
”Kami datang ke sini untuk menyampaikan aspirasi yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat luas. Kenyataannya para pejabat tidak ada yang mau menerima kami. Ini membuktikan para pejabat tidak punya kepedulian terhadap masyarakat,” ungkap koordinator aksi yang juga Ketua PMII Cabang Kabupaten Sukabumi, Jack.
Dalam pernyataan sikapnya, para pengunjuk rasa mengusung sedikitnya delapan tuntutan. Mereka mendesak Pemkab Sukabumi untuk segera memperbaiki sarana infrastruktur jalan menuju Ibukota Kabupaten di Palabuhanratu. Soalnya kondisi jalan saat ini mengalami kerusakan cukup berat.
Terkait peringatan Hari Kartini, para pengunjuk rasa mendesak Pemerintah Daerah untuk menuntaskan sejumlah kasus penjualan orang termasuk tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Masalahnya, Kabupaten Sukabumi menempati rangking ketiga di Jawa Barat dalam persoalan ini.
”Masih banyak persoalan yang selama ini merugikan masyarakat Kabupaten Sukabumi. Maka dari itu, mahasiswa harus tampil ke depan untuk menyuarakan aspirasi masyarakat. Jika tidak seperti ini, para pejabat akan diam,” kata Jack.

= Rojab ASy’ari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar