22 April 2011

Pemkab Diminta Tanggap Sikapi Kasus Bayi Gizi Buruk

Sukabumi -- Nur Rosyid Fadillah (3 bulan), bayi asal Kampung Pasir Dalem Desa Babakan Pari Kecamatan Cidahu, tergolek lemah di salah satu incubator ruangan Tanjung di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Samsudin Kota Sukabumi.
Bayi kembar pasangan suami istri Rustiana dan Yuyun ini diduga mengalami gizi buruk (busung lapar-red). Sebelumnya kembaran Nur yakni Siti Fatimah telah meninggal dalam kandungan. Lalu dua hari kemudian, Yuyun ibu kandungnya pun meninggal dunia setelah menjalani operasi. Untungnya, biaya perawatan Nur sedikit teratasi karena ditanggung dengan mengunakan dana Jamkesda.
 Menurut Kepala Puskesmas Cidahu, Febby Nawawi, Nur mengalami kurang gizi akibat perilaku orangtua yang mengabaikan asupan gizi yang sangat rendah. Setelah mendiagnosa, Nur tidak hanya menderita gizi buruk, tetapi ada beberapa penyakit penyerta yang diderita Nur seperti penyakit Hidrocypalus. "Ini dampak dari perilaku orangtua yang mengabaikan asupan gizi kandungannya. Kondisi ini sangat mengancam keselamatan jiwa ibu dan anaknya," kata Febby.
 Sementara, saat melakukan reses, Anggota Komisi III DPR-RI, Dewi Asmara menyempatkan diri membesuk  Nur. Wakil wakyat dari daerah pemilihan Kota/Kabupaten Sukabumi ini mengaku sangat prihatin setelah mengetahui di Kabupaten Sukabumi masih terdapat penderita gizi buruk.  "Terus terang, kami sangat prihatin ternyata di Kabupaten Sukabumi ini, masih ada batita penderita gizi buruk. Tidak menutup kemungkinan jumlah batita penderita gizi buruk serupa masih ada," kata politisi Partai Golkar itu kepada Radar, kemarin.
 Dewi berharap, jajaran pemda setempat lebih tanggap mengantisipasi kasus gizi buruk dengan memberikan pelayan lebih optimal dan memberikan hak kesehatan bagi keluarga tidak mampu seperti Rustiana. "Sewaktu saya tanyakan kepada dia, dia tidak tersentuh program keluarga harapan (PKH), kenapa ini bisa terjadi. Harusnya keluarga tidak mampu seperti dia harus dapat program itu, apalagi jumlah anaknya cukup banyak," sesal Dewi.(wan)

 

20 Persen Balita Gizi Buruk Mengkhawatirkan

Sukabumi – Sekitar 20 persen dari 610 balita kategori gizi buruk di Kabupaten . Sukabumi kondisinya sangat memprihatinkan. Hal itu disebabkan pola hidup sehat yang diterapka di lingkungan masih rendah. Balita penderita gizi buruk ini mayoritas terserang penyakit TBC serta dan penyakit akuut lainnya.
“Sebenarnya kami sudah berusaha secara maksimal agar balita gizi buruk di Kabupaten Sukabumi ada peningkatan, baik keseimbang antara bobot, tinggi dan umurnya. Namun hal itu, realisasi dilapangan sangat terkendala oleh kepedulian dan kesadaran para orangtua dalam memberikan asupan gizi yang seimbang relatif masih sangat rendah, ” ungkap Kepala seksi (Kasie) Gizi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kab. Sukabumi, Dani Sujata.
Menurtunya, setiap balita di Kabupaten Sukabumi harus ikut dalam program pemberian makanan tambahan (PMT). Program ini lebih diprioritaskan kepada balita gizi buruk khusus masyarakat keluarga miskin. “Sesuai program perbaikan gizi balita, pihaknya telah memprioritaskan pemberian PMT kepada 610 balita yang terdata balita gizi buruk, ” katanya.
Adapun pemberian PMT diberikan secara rutin kepada balita kategori tersebut. Hasilnya secara berangsur setelah memperoleh bantuan PMT mulai ada tanda-tanda peningkatan gizinya. “Hanya saja, petugas di lapangan harus intensif melakukan pengawasan kepada balita gizi buruk tersebut. Dengan cara begitu, kita akan dapat mengetahui seberapa jauh perkembangan gizinya,” kata Dani.

= Rojab Asy’ari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar