7 April 2011

Perayaan hari nelayan ke-51 Kurang Meriah

Palabuhanratu -- Syukuran hari nelayan ke-51 Dermaga Palabuhanratu begitu khidmat. Warga berbondong-bondong ingin menyaksikan upacara adat dan ingin melihat putri nelayan tahun ini, yakni Suci Hartati, siswi kelas III SMAN I Palabuhanratu. Sedangkan yang menjadi pendamping putri nelayan yakni Ronal Akbar warga Kampung Gumelar, Palabuhanratu. Pada perayaan tersebut juga menampilkan cerita rakyat tentang asal mula nama daerah Palabuhanratu dalam berbagai atraksi gerak dan tari. Sedangkan pelepasan ribuan benur (bibit udang) dan benih ikan krapu sebanyak 1000 ekor menjadi puncak acara, meski tahun ini berlangsung singkat.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, perayaan syukuran hari nelayan tahun ini kurang meriah. Bahkan pelepasan persembahan di tengah lautan atau dikenal dengan istilah larung saji juga berlangsung hambar. Kapal nelayan yang biasanya mengiringi kepergian sesaji jumlahnya tak begitu banyak.
Padahal, larung saji ini merupakan puncak kegiatan syukuran. Saat itu, para nelayan berebut mendapatkan air laut yang terkenal sesaji untuk selanjutnya disiramkan ke badan kapal. Hal ini sebagai simbol memperoleh berkah dan keselamatan dalam menangkap ikan.
Meski demikian,perayaan hari nelayan yang dihadiri Menteri Kelautan Fadel Muhammad dan Dirjen Perikanan Tangkap Departemen Perikanan dan Kelautan RI Ali Supardan ini tetap menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik. Sedikitnya 10.000 pengunjung membeludak di parkiran tempat pelelangan ikan ( TPI) Palabuhanratu yang menjadi lokasi pergeleran upacara adat syukuran nelayan.
"Benur (bibit udang) dan bibit ikan krapu yang dilepas dalam hari nelayan ini, tapi yang terpenting adalah makna. Perayaan ini sebagai ungkapan rasa syukur atas keselamatan serta rezeki yang diterima nelayan," ucap Fadel.
Nama daerah yang kini menjadi ibukota kabupaten tersebut berasal dari kisah hidup salah seorang putri raja Padjadjaran bernama Kandita yang dikenal dengan Nyi Panglabuan Ratu. ”Artinya Palabuhanratu adalah tempat peristirahatan sang ratu yang tak lain adalah putri raja Padjadjaran. Cerita ini sengaja diungkap agar masyarakat tidak melupakan sejarah daerahnya,”tutur Koordinator Upacara Adat Hari Nelayan ke-51, Johan.
Pada putri nelayan memberikan kalung bunga kepada Menteri Perikanan dan Kelautan, Fadel Muhammad, Wakil Bupati, Akhmad Jajuli, dan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawabarat, Ahmad Hadadi. Pada sukuran nelayan itu juga di hadiri, Anggota DPR RI Fraksi Golkar, yang juga Dewan kehormatan Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA), Dewi Asmara Ketua DPRD kabupaten SUkabumi, Badri Suhendi, jajaran pemerintah dan masyarakat Palabuhanratu.
Upara Syukuran hari nelayan tersebut berlangsung hidkmat. Selain digelar lengser, tari-tarian nelayan, lagu nelayan yang diabwakan pelajar SD, juga barongsai turut meramaikan suasana tersebut.
Ditempat terpisah, saat putri nelayan melintas jalan menuju pusat keramaian tersebut di alihkan oleh jajaran Polres SUkabumi. Seperti Kidang KEncana menuju dermaga dialihkan ke arah pangsor dan Jalan Cagak yang menuju jalan Siliwangi dialihkan ke Badakputih.(ryl)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar