2 Mei 2011

Minim, Minat Lomba Seni Budaya

Warudoyong -- Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI), Sakti Alamsyah mengaku kecewa dengan sedikitnya sekolah yang berpartisipasi dalam lomba seni dan budaya dalam memperingati Milad ke-8 UMMI, Sabtu (30/4). Padahal pihak panitia kegiatan sudah mengirimkan surat undangan ke seluruh SMA baik di Kota maupun Kabupaten Sukabumi.Namun pada kenyataannya, ketika hari H pelaksanaan kegiatan tersebut yang mengikuti hanya 3 sekolah, yaitu SMA Negeri 1 Kota Sukabumi, MAN Surade dan SMA Mutiara Pelabuhanratu sedangkan sekolah lainnya tidak mengirimkan siswanya.

"Saya sangat kecewa dengan banyaknya sekolah yang tidak mengirimkan siswanya, padahal kegiatan yang kita laksanakan ini untuk melestarikan seni dan budaya tradisional Sunda," katanya saat ditemui Radar Sukabumi disela-sela pelaksanaan Lomba Seni dan Budaya Milad UMMI ke-8 di Auditorium UMMI.
Kegiatan yang digelar selama satu hari tersebut, memperlombakan beberapa cabang diantaranya, degung, rampak sekar dan angganasekar. Selain memperebutkan piala, para sekolah yang menjadi juara akan diberikan uang pembinaan.
Dijelaskan Sakti, kegiatan seperti rencananya akan terus dilakukan bahkan kalau bisa 2-3kali dalam setahun. "Karena tujuan kita ingin melestarikan seni dan budaya tradisional Sunda sekaligus untuk meminat generasi muda saat ini agar mau menggeluti seni budaya Sunda,"ujarnya yang didampingi Koordinator Seni Sunda UMMI Asep M Ramdan.
Karena di zaman era globalisasi saat ini,lanjut Sakti budaya lokal sedikit demi sedikit sudah tergerus oleh perkembangan teknologi informasi, ditambah pengaruh dari budaya luar.
"Justru yang menjadi pertanyaan saya kenapa sekolah yang lain tidak mengirimkan siswanya, apakah mereka tidak punya ekstrakulikuler kesenian atau lainnya,"tegasnya.
Seharusnya menurut Sakti, setiap sekolah baik itu negeri maupun swasta mempunyai ektrakulikuler kesenian khususnya untuk melestarikan budaya tradisional Sunda. Jika melihat rendahnya minat sekolah dalam kegiatan ini, justru menjadi pertanyaan tersendiri bagi dirinya, sejauhmana kepedulian pihak sekolah terhadap pelestarian seni dan budaya tradisional Sunda.
"Masa kita kalah dengan orang luar negeri yang dengan serius mempelajari seni dan budaya tradisional Sunda, bahkan begitu minatnya mereka jauh-jauh datang ke Jawa Barat hanya untuk belajar kesenian Sunda,"tuturnya.
Lebih lanjut Sakti menghimbau kepada Dinas Pendidikan dan Disporabudpar Kota Sukabumi, agar dinas terkait memberikan rekomendasi kepada seluruh sekolah untuk mengadakan ekskul seni dan budaya tradisional Sunda. "Kadisdik harus menginstruksikan bahkan mengeluarkan surat rekomendasi kalau bisa yang isinya agar semua sekolah wajib mengadakan ekskul seni dan budaya tradisional Sunda.Sebab, melestarikan budaya tradisional merupakan tanggungjawab kita semua,"pintanya.
Sementara itu, Pelatih Sentra Seni SMAN 1 Kota Sukabumi, Asep Koswara mengaku cukup prihatin dengan minimnya peserta. Padahal menurutnya, lomba tersebut memiliki banyak manfaat selain bisa menjual juga melestarikan seni trasdisional Sunda. Di SMAN 1 sendiri, kesenian masuk ke dalam ekstra kulikuler sekolah disamping kegiatan olahraga dan lainnya.
"Disatu sisi kami bangga ada universitas yang benar-benar peduli akan pelestarian seni tradisional Sunda ini. Namun, disisi lain kenapa disaat ada universitas yang peduli seperti UMMI dengan menggelar kegiatan ini kok malah sedikit peminatnya. Untuk itu, kami berharap kejadian ini tidak terulang kembali dan semua persekolahan turut serta dalam ajang yang banyak manfaatnya ini agar pelajar kita cinta kebudayaannya sendiri,"pungkasnya. (sri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar